Penyuluhan Fisioterapi dengan judul Bells Palsy Kondisi Lumpuhnya Saraf Wajah

RSUD Kota Padang Panjang - Kegiatan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) bersama Unit Fisioterapi RSUD Kota Padang Panjang.
Penyuluhan Fisioterapi dengan judul : Bell's Palsy (Kondisi Lumpuhnya Saraf Wajah)
Narasumber : Fisioterapis
Tempat : Ruang Tunggu Fisioterapi

   

Bell's palsy yaitu:
Kondisi lumpuhnya saraf wajah (saraf ketujuh atau saraf fasialis) akibat peradangan dan pembengkakan saraf yang mengontrol otot pada salah satu sisi wajah. Biasanya kondisi tersebut membuat perubahan bentuk pada salah satu sisi wajah atau terlihat perot.
Bell’s palsy bisa terjadi pada siapa saja. Akan tetapi, kondisi ini paling sering terjadi pada ibu hamil, penderita diabetes, dan penderita infeksi saluran pernapasan atas, seperti flu. Banyak orang mengira bell’s palsy sebagai stroke karena sama-sama menimbulkan gejala lumpuh. Padahal, gejala bell’s palsy hanya terbatas di otot wajah dan sebagian besar penderitanya dapat pulih sepenuhnya dalam waktu 6 (enam) bulan.

   

Penyebab peradangan saraf tersebut belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini diduga terjadi akibat infeksi virus.
Selain infeksi virus, ada beberapa penyakit lain yang diduga dapat memicu bell’s palsy, yaitu infeksi telinga tengah, sarkoidosis, tumor pada kelenjar ludah, hipertensi (tekanan darah tinggi), atau diabetes.

Selain infeksi virus, ada beberapa penyakit lain yang diduga dapat memicu bell’s palsy, yaitu infeksi telinga tengah, sarkoidosis, tumor pada kelenjar ludah, hipertensi (tekanan darah tinggi), atau diabetes

   

Faktor Risiko Bell’s Palsy
Bell’s palsy dapat terjadi pada siapa saja. Akan tetapi, terdapat sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi ini, yaitu :
1. Berusia 15-60 tahun.
2. Menderita penyakit autoimun, seperti myasthenia gravis.
3. Sedang hamil, terutama pada trimester ketiga.
4. Menderita infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), seperti flu.
5. Memiliki anggota keluarga yang menderita Bell’s palsy.
6. Menderita obesitas
7. Menderita infeksi virus, seperti COVID-19.
8. Mendapatkan vaksinasi untuk COVID-19.
9. Menderita diabetes
10. Menderita tekanan darah tinggi

Kelumpuhan wajah ini akan tampak dalam :
1. Perubahan bentuk wajah.
2. Salah satu sisi wajah tampak melorot.
3. Sulit tersenyum
4. Sulit menutup mata.

   

Selain perubahan bentuk wajah, gejala lain juga dapat dirasakan oleh penderita, yaitu :
1. Rasa nyeri di sekitar rahang dan belakang telinga pada sisi yang mengalami kelumpuhan.
2. Sakit kepala
3. Penurunan kemampuan mengecap rasa.
4. Mata kering
5. Otot wajah berkedut.
6. Air liur yang menetes (ngiler).
7. Telinga berdenging atau tinitus.
8. Sensitif terhadap suara.

Pencegahan
Bell’s palsy tidak bisa dicegah. Namun, Anda dapat menurunkan risiko terjadinya kondisi ini dengan melakukan upaya-upaya berikut :
1. Mengontrol penyakit yang dapat menyebabkan bell’s palsy, seperti diabetes dan hipertensi.
2. Menghindari paparan udara dingin yang berlebihan.
3. Menurunkan berat badan atau menjaga berat badan agar tetap ideal.

Latihan untuk memperkuat otot wajah:
1. Gerakan mulut mencucu atau menghirup
2. Tersenyum
3. Mengerutkan hidung
4. Mengangkat alis
5. Terpejam

   

 -