Rokok Herbal Apakah Lebih Baik dari Rokok Tembakau
Setiap tahun, pada tanggal 31 Mei, dunia bersatu untuk merayakan Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Hari ini didedikasikan untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya merokok dan mendorong orang-orang di seluruh dunia untuk berhenti merokok demi kesehatan mereka sendiri dan lingkungan sekitar.
Dan berbincang mengenai rokok, ada anggapan bahwa rokok herbal lebih baik dari tembakau. Apakah benar? Yuk kita bahas!
Kemunculan rokok herbal dianggap sebagai salah satu solusi bagi para perokok tembakau. Rokok ini bahkan digadang-gadang lebih sehat dibanding rokok konvensional yang sudah lebih dulu ada, termasuk vape.
Apakah klaim itu sudah tepat? Sebelum Kamu buru-buru meyakininya, simak dulu penjelasannya di bawah ini dalam artikel "Rokok Herbal Apakah Lebih Baik dari Rokok Tembakau?"
Apa Itu Rokok Herbal?
Sudah bukan rahasia lagi bahwa rokok tembakau sangat berbahaya bagi kesehatan. Antara lain bisa menyebabkan kerusakan paru, kecanduan, impotensi, hingga kematian.
Nah, munculnya rokok herbal kerap dipandang sebagai jalan untuk mengurangi efek yang merugikan kesehatan akibat mengisap rokok tembakau. Apalagi dengan ember-embel herbal yang mengesankan lebih sehat dan alami. Namun sebenarnya, apa rokok herbal tanpa tembakau ini?
Rokok herbal atau organik adalah gulungan kertas rokok yang terdiri dari beberapa bahan alami, selain tembakau. Ragam isian dari rokok herbal ini antara lain:
- Passion flower
- Rambut jagung
- Kelopak mawar
- Daun teratai
- Akar
- Melati
- Teh hijau
- Ginseng
- Bunga semanggi merah.
Aneka tumbuhan ini dicampur dalam proporsi berbeda untuk mengubah rasa. Rokok ini relatif tidak mengandung nikotin atau tembakau.
Karena tidak ada berbahan tembakau, rokok ini juga tidak mengandung nikotin, zat penyebab kecanduan. Fakta itulah yang diyakini banyak orang pengisap rokok herbal sebagai bantuan untuk berhenti merokok.
Adakah Rokok Herbal Punya Bahaya?
Meski namanya herbal, ternyata rokok ini tetap punya efek buruk bagi kesehatan! Faktanya, rokok herbal sama berbahaya dengan rokok tembakau. Alasannya, semua bahan alami yang dibakar menghasilkan tar, karbon monoksida, dan aneka racun lainnya.
"Bisa jadi bahaya timbul dari zat sisa hasil pembakaran rokok herbal itu. Kalau tanaman herbal itu dibakar, tetap saja bisa menghasilkan karbon monoksida, yang kalau terhirup tetap tidak bagus juga untuk kesehatan," tegas dr. Sepriani Timurtini Limbong.
"Ada juga jurnal yang menyatakan bisa jadi ada kemungkinan karsinogenik dari rokok herbal ini. Jadi, sama saja bahayanya rokok herbal dan rokok konvensional," ungkap dr. Sepriani lagi.
Itu juga sebabnya, produsen rokok herbal diwajibkan oleh Federal Trade Commission (FTC) untuk mencantumkan label peringatan di kemasan bahwa rokok tersebut berbahaya bagi kesehatan.
Sementara itu, Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat telah melarang penggunaan istilah herbal, ringan, sampai rendah tar untuk produk sejenis. Bahkan, FDA juga menyebutkan rokok herbal tidak lebih aman dari rokok komersial lainnya.
Faktanya, perokok seumur hidup dari herbal juga memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker laring (kotak suara), kerongkongan (tabung penelan), mulut, dan faring (tenggorokan).
Bahaya Mana, Rokok Tembakau atau Rokok Herbal?
Rokok herbal juga berbahaya dan berpotensi memicu beragam gangguan kesehatan. Namun, kalau dibandingkan, mana yang lebih sehat antara rokok tembakau dan rokok herbal?
Soal ini ternyata masih belum bisa dibandingkan secara tegas dan gamblang. Belum ada penelitian yang membandingkan di antara keduanya.
"Sepertinya belum ada yang meneliti head-to-head dua jenis rokok ini secara jangka panjang. Jadi saya belum bisa simpulkan mana yang lebih bahaya dari yang lain," kata dr. Sepriani.
Namun, dr. Sepriani Timurtini menegaskan kembali, risiko kesehatan kedua rokok ini sama beratnya untuk kesehatan.
Manfaat rokok herbal yang konon lebih sehat dibandingkan rokok konvensional belum bisa dibuktikan. Jadi, pilihan terbaiknya adalah menyingkirkan rokok apa pun jenisnya dari kehidupan Kamu. Kesehatan Kamu pun akan jauh lebih berkualitas.
Source : klikdokter.com